Sekitar 8 bulan lalu, dengan mata sembab hasil menangis sesegukan, di pojok kamar kost yang dingin aku pernah menyatakan perang terhadap semesta. "Tolong semesta bisa kah semua hal menyakitkan ini akhirnya akan menjadi akhir yang menyenangkan nantinya? Karena kejadian ini, terlalu pahit untuk sekadar menjadi skenario penjebakan" tulisku kala itu Kemudian 6 bulan berlalu, aku berangan-angan ingin memiliki "dia, yang bersamanya hatiku seperti tidak pernah patah sebelumnya" Mungkin, kini semesta sedang berbaik hati. Setelah mendengar doa-doa panjangku di kala malam. Karena setelah segala hal menyakitkan yang membuatku tak bisa tidur dan sulit menelan makanan favoritku sampai membuat sahabat-sahabatku bersedia menginap berdesak-desakan di kosanku yang sempit, aku akhirnya bertemu dengan dia. Bahagiaku. *** Entah dia adalah bahagia selamanya atau bahagia yang hanya singgah, aku tidak lagi berani bermimpi serta membuat angan-angan melampaui tinggi badanku sendiri. Bag...