Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Pernah Bahagia

Bagaimanapun menyakitkan caranya pergi, setidaknya dia pernah membuatku bahagia dengan caranya sendiri  *** Tidak ada kata, kalimat, deretan huruf, barisan paragraf yang mampu mendeskripsikan dengan tepat kondisiku selepas ditinggalkan tiba-tiba olehmu. Aku lebih dari kacau, dan duniaku seakan berhenti berputar. Lebih dari berantakan, dan segalanya terlihat kelam. Kamu pergi, setelah berhasil meyakinkanku tentang mimpi. Pergi, setelah aku berhasil mengurai ketakutanku dan kembali belajar meyakini cinta. Pergi, setelah berjanji tidak akan meninggalkan. Pergi, setelah mencipta begitu banyak bahagia. Kamu pergi, disaat aku bahkan belum siap kehilangan. Segalanya terasa berat untuk dilupakan. Lengan kokoh yang seringkali tersampir di pundakku, tawamu yang mengudara kencang, pundak yang seringkali menjadi tempat rebah kepalaku,  senyuman yang menenangkan. Tingkahmu yang panik karena luka kecil, kamu yang melindungi kepalaku dari rintik hujan, kamu yang suka bernyanyi wal...

Kebetulan Egois

Untuk semesta, jika boleh egois, bisakah skenario kali ini,kau buat akhirnya menjadi bahagia saja? *** Kau percaya kebetulan, tidak? Aku percaya. Setelah mengalami serentetan kejadian yang membawa hidupku berputar dalam rotasimu.Kebetulan kamu sering membalas snapgram ku, kebetulan kita sekilas curhat di instagram ,  Kebetulan kamu memberitahu tempat rapat yang berpindah, kebetulan malam itu aku sengaja mengusilimu, kebetulan malam itu kita secara random membahas wifi sekolah di dekat rumahku, dan sejak saat itu percakapan kita rasanya tidak pernah berhenti. Saat ku pikir, kehadiranmu hanyalah sebuah persinggahan semata, saat benih harapan yang timbul berusaha ku pendam, kamu kembali datang setelah seminggu kita tidak bertukar kabar  dan rasanya sejak saat itu sulit untuk tidak membaca pesanmu sehari saja. Kamu berhasil membawaku kembali bertemu dengan harapan, sekaligus membawaku kembali hanyut dalam arus ketidakpastian. Kebingungan menyergapku saat kamu tak canggun...

Takut Berharap

Untukmu, yang belakangan ini berhasil mencuri segenap perhatianku. Yang belakangan ini, membuat teman-temanku bosan karena terus mendengungkan namamu di telinga mereka. Yang akhir-akhir ini, membuatku tertawa lepas, bahagia dan sekaligus juga takut. **** Telah ku tanyakan perasaanmu kepada orang lain, bagai orang bodoh yang kehilangan arah. Telah ku pertanyakan pula sikapmu yang berubah-ubah kepada mereka. Dan benar, aku dan kamu (tak akan ku sebut kita), tengah membangun cerita yang membingungkan penonton. Kau tahu siapa yang bersalah? KAU. Karena kawanku yang menilai, bukan kenalanmu.  Sehari begitu dekat, hari berikutnya bagai orang asing. Kadang kau buat semua harapan itu menjadi begitu jelas, kemudian menjadi abu-abu, hingga hilang sama sekali. Bersamamu, kadangkala rasanya menjadi begitu bebas, lalu kemudian ku dapati diriku tengah meniti tali, berhati-hati dan takut setiap tingkah lakuku membuatmu menjauh. Kau, abu-abu paling rumit yang pernah ku temui. Aku terl...

Resiko Menyukai

Ternyata, menyukaimu itu selain melelahkan, menyulitkan juga ya. **** Seharusnya, menyukaimu menjadi pilihan terakhir atau bahkan seharusnya menyukaimu tidak pernah ku jadikan pilihan. Mengapa? Karena konsekuensinya berat. Menyukaimu sama saja dengan membuatku susah tidur karena merindukanmu, menyukaimu sama saja dengan membuatku akan membaca  setiap baris pesan percakapan kita, tertawa sendiri karenanya. Menyukaimu itu melelahkan, kau tahu? Jika kamu bertanya, mengapa masih ku lakukan juga, maka jawabannya : karena melupakanmu lebih melelahkan dan menyakitkan di saat yang bersamaan. Sayangnya, aku melihat jurang pembeda yang besar terjulang di antara kita. Sebuah perbedaan yang diatasnya tak mampu lagi untuk dihubungkan. Kamu terlampau ‘indah’ untuk bisa ku raih. Terlampau ‘sempurna’ untuk ku sandingi. Terlampau ‘susah’ untuk ku taklukkan. Semakin aku menyukaimu, semakin menyadarkanku bahwa aku bukan siapa-siapa untuk kau tilik. Semakin aku menyukaimu, semakin menyadarkan...